“Hakekat
Politik dalam Kehidupan Sehari-hari”
Politik
merupakan salah satu ilmu sosial yang tertua di dunia. Kehidupan politik
menyangkut kehidupan orang banyak, memperebutkan kekuasaan, dan bagaimana
mempengaruhi orang, baik di suatu lembaga, organisasi masyarakat, birokrasi,
serta perusahaan. Politik juga merupakan suatu ilmu pengetahuan yang
mempelajari negara, kekuasaan, pengambilan keputusan, dll. Dimana semua
kegiatan yang menyangkut politik berkaitan dengan kepentingan berbangsa dan
bernegara. Lantas bagaimana dengan hakekat politik dalam kehidupan sehari-hari
?
Salah
satu contohnya adalah pemilihan pejabat, yakni proses politik tentang siapa
yang akan menduduki jabatan dan fungsi tertentu. Hal tersebut menunjukan bahwa
seseorang menginginkan untuk mencapai suatu kekuasaan (jabatan politik). Lewat
politiklah orang tersebut dapat berperan dan berpartisipasi dalam kegiatan
demokrasi. Ilmu politik telah menjabarkan berbagai cara agar dapat diterapkan
manusia didalam kehidupan sehari-hari untuk mencapai sebuah kedudukan didalam
masyarakat. Tentu saja dengan cara-cara yang baik bukan dengan cara yang
bertentangan dengan nilai dan norma.
Kegiatan
berpolitik juga sering kita jumpai disekitar kita sendiri. Sebagai contoh dalam
suatu keluarga, dimana ayah sebagai pemimpin, ibu sebagai pelaksana rumah
tangga, dan anak sebagai objeknya. Apabila didikan orang tua terhadap anak
baik, maka anak tersebut akan berkelakuan baik, dan sebaliknya jika anak
berkelakuan tidak baik, posisi orang tua sebagai pengendali harus dipertanyakan.
Seperti halnya sebuah organisasi, jika program kerjanya tidak baik, maka peran
pemimpin perlu dipertanyakan. Namun secara tidak sengaja maupun disengaja
kegiatan berpolitik yang seharusnya dijalankan dengan baik, karna sekelompok
orang tidak bertanggungjawab maka citra politik menjadi tidak baik.
Dalam
kasus tersebut dapat diibaratkan kembali jika suatu kelas terdapat pelajar yang
digambarkan berlomba-lomba untuk menjadi yang terbaik dikelas tersebut. Untuk
mendapat hasil yang baik, para pelajar menggunakan cara yang kotor yaitu dengan
mencontek. Hal tersebut bermakna sama dengan orang berpolitik yang melakukan
penyelewengan untuk mencapai suatu kekuasaan. Ilmu politik sebenarnya
mengajarkan untuk didalam mencapai suatu kekuasaan menggunakan cara-cara yang
baik. Tetapi , secara tidak sadar jika ilmu politik disalahgunakan fungsinya
maka akan menyebabkan suatu kerancuan didalam sebuah organisasi, karena
banyaknya tangan yang tidak bertanggung jawab didalam suatu kekuasaan politik.
Pada
zaman sekarang banyak orang yang mengatakan bahwa politik itu kotor, karena
didalamnya identik dengan keserakahan. Misalnya, dalam sebuah agenda politik
seperti pemilu, dimana para calon pemimpin lebih sering bermain politik uang,
black campaign, serta berbuat curang. Kemuadian tingkah laku orang-orang yang
menempati jabatan penting sebagai wakil rakyat cenderung mengesampingkan
kepentingan umum, mereka lebih mementingkan kepentingan pribadi maupun
kelompoknya yang lebih menguntungkan
baginya. Semua itu merupakan penyalahgunaan ilmu politik yang sebenarnya tidak
diajarkan didalamnya. Dari contoh tersebut masyarakat sebenarnya sudah bisa
menilai bagaimana keadaan politik di negeri ini.
Pemerintahan
negara kita dikendalikan oleh politik, jika ada permasalahan didalam politik
maka permasalahan juga ada dipemerintahan. Saat ini memang masih banyak yang
perlu dibenahi, salah satunya adalah krisis kepemimpinan, dimana kewajiban
pemerintah dalam memberikan pelayanan terhadap masyarakat dengan sebaik-baiknya
belum terlaksana. Berbagai macam persoalan juga muncul ditengah masyarakat,
seperti kemiskinan, banyaknya jumlah pengangguran, tingkat kesehatan,
pendidikan, dan tentunya kesejahteraan sosial. Permasalahan tersebut memang
sangat kompleks dari atas sampai ke akar rumput. Sehingga ini menjadi tugas
kita bersama untuk mendukung dan mengiringi proses jalannya pemerintahan di
negara kita agar bersama-sama membangun bangsa yang sejahtera dan berbudi pekerti
luhur.
Etika
politik merupakan salah satu ilmu yang harus dipahami dan dipelajari, dimana
para pelaku politik maupun masyarakat yang turut berpartisipasi harus mengerti.
Contohnya seperti tidak melakukan rasis terhadap lawan politik, melakukan black
campaign, kampanye yang tidak sesuai jadwal yang telah ditentukan, serta
politik uang yang dapat menghancurkan kultur demokrasi. Dapat kita lihat
fenomena didalam masyarakat bahwa mereka masih mau untuk menerima uang dari
para calon pemimpin agar memilihnya. Semua hal tersebut berawal dari ketidak
tahuan masyarakat akan etika politik. Sehingga perlu diadakannya suatu
sosialisasi didalam masyarakat, agar mereka mengetahui mana yang boleh
dilakukan dan mana yang tidak boleh untuk dilakukan.
Yang
saat ini dibutuhkan kita bersama adalah merubah semua pandangan negatif
masyarakat terhadap politik. Kemudian menghindari adanya konflik akibat
kekisruhan politik yang dapat menjadi perpecahan. Tentunya dengan kerja keras
dan hasil nyata para petinggi negeri ini, hal tersebut akan berangsur menutupi
dahaga masyarakat akan kualitas politik yang baik. Dimulai dengan
mendisiplinkan diri sendiri untuk patuh terhadap aturan yang ada, yang kemudian
akan berdampak terhadap lingkungan sekitar, bahkan organisasi-organisasi pemerintah.
Selanjutnya menjaga persatuan dan kesatuan bangsa merupakan poin yang perlu
diingat, bahwa dengan persatuan maka bangsa ini akan kuat.
Mungkin
negara Indonesia membutuhkan sosok pemimpin yang dapat menjadi pengendali dan
pemersatu terhadap masyarakat. Sosok pemimpin yang mampu menjadi pemecah
masalah serta dijadikan panutan dan teladan. Sikap ketenangan dalam menghadapi
suatu masalah juga perlu dimiliki oleh seorang pemimpin, sehingga jika di
posisikan dalam keadaan sulit maka akan membawa bangsa ini ke dalam kedewasaan.
Memiliki kemampuan merancang suatu konsep agar keselarasan pembangunan dapat
dilaksanakan dengan lancar. Untuk hal ini pemimpin harus memiliki kepekaan
terhadap kemauan masyarakat, memiliki visi yang realistis, dan memiliki ketepatan
dan kecepatan dalam pengambilan kebijakan.
Melihat
paparan diatas, maka kita sebagai makhluk sosial selayaknya bersikap bijak
dalam berbagai hal, terutama dalam berpolitik. Kemudian lebih mengutamakan
kepentingan umum guna kebaikan bersama, dan menghindari terjadinya suatu
konflik karena dampaknya bukan untuk diri sendiri, melainkan berdampak bagi
banyak orang. Apalagi kita sebagai pemuda yang diharapkan dapat menjadi agen
perubahan bangsa, memiliki wawasan luas, serta mampu mengatasi masalah-masalah
yang bervariasi didalam berbangsa dan bernegara. Kalau anak muda takut
berpolitik, maka ia akan mati dimakan politik. Begitu juga dengan politik yang
diibaratkan sebagai pisau, jika digunakan dengan benar untuk memotong sayuran
maka akan membantu seseorang, tetapi jika disalahgunakan akan membahayakan dan
melukai seseorang. Maka dari itu, kita jadikan ilmu politik sebagai acuan untuk
lebih bersemangat dan bersungguh-sungguh dalam menggapai mimpi termasuk untuk
menjadi pemimpin negeri ini.
Tak ada yang salah dengan politik. Semua orang boleh belajar politik. Tidak ada batasan
BalasHapusMakasih karena artikel ini sudah membantu saya menyelesaikan essay saya hahahahahahahahah
BalasHapus